Background Song

Minggu, 16 Maret 2014

GAMBAR BUNGA HASIL LOMBA


Oleh: Jajang Suryana
Dipostkan pada Senin, 28 Desember 2009

Gambar bertema dalam kegiatan lomba, bahkan menggunakan model sekalipun, tidak selalu menjadi ikatan penyeragaman bentuk tampilan gambar bagi anak-anak. Terbukti bahwa, anak-anak masih bisa bergerak melepas ikatan "keharusan" tema maupun model. Mereka bisa menempatkan kebebasan ekspresi mereka ketika menggambar.
Kegiatan meniru bentuk, tampaknya juga harus dibuktikan di lapangan, bukan sebagai penghalang kreativitas anak. Di Bali, hampir semua seniman lukis tradisi, seniman patung tradisi, seniman kriya tradisi, berangkat dari pola meniru seniornya. Tak ada hambatan bagi mereka untuk menemukan jati-dirinya yang unik, sekalipun awalnya melalui jalur pola peniruan, penurunan. Copy the master menjadi ciri pola pengembangan seni tradisi, yang terkenal di China, misalnya. Bahkan, jika mau merujuk lebih dalam kepada pola kehidupan manusia yang fitrah, kehidupan manusia dibentuk dari pola perilaku meniru dan meniru.
Tak usah ada kekhawatiran jika para calon seniman harus ditempa melalui proses meniru. Seniman-seniman yang mengaku dirinya sebagai manusia modern, bahkan pasca modern, mereka tetap tidak bisa melepaskan ciri fitrah kemanusiaannya, yaitu meniru lingkungannya. Bentuk, cara, pola, pikiran, keinginan, gaya, trend, adalah objek-objek tiruan yang selalu menjadi garapan manusia. Dalam dunia desain masa kini kondisi tiru-meniru itu sangat kentara.
Kegiatan meniru memang umum terjadi, baik itu meniru hasil karya maupun meniru tingkah laku. Pada waktu kita kecil, kita sering meniru tingkah laku orang tua maupun orang yang ada di sekeliling kita. Dari meniru itulah kita mampu melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, dan pada akhirnya kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Meniru bukanlah suatu kegiatan yang buruk, asalkan kita tidak menjadi plagiat.
Pada umumnya, orang-orang baru bisa mengembangkan ide jika ada model yang dapat dijadikan contoh. Dari ide yang telah ada, biasanya mereka akan mengembangkannya menjadi suatu hasil karya yang baru. Meniru yang baik adalah tidak hanya sekedar meniru, namun mengembangkannya menjadi suatu karya yang baru. Dengan demikian, seniman baru yang dikatakan sebagai copy the master tidak dapat dipungkiri. Namun, tidak jarang pula seniman yang dapat melahirkan ataupun menciptakan hasil karya seni dari imajinasi sendiri. Begitu juga dengan anak-anak usia sekolah dasar yang pada umumnya gemar meniru gambar-gambar yang sering mereka temukan. Janganlah khawatir, itu merupakan awal bagi mereka untuk menemukan jati dirinya.
Beberapa contoh lukisan hasil lomba, yang beranjak dari kegiatan meniru, di antaranya: