Seni merupakan suatu hasil
karya yang diciptakan berdasarkan rasa dan karsa. Salah satu cabang seni adalah
seni rupa. Dan seni rupa juga dibagi-bagi lagi manjadi beberapa cabang lagi, di
antaranya sebagai berikut.
1.
Seni Lukis
2.
Seni Patung
3.
Seni Arsitektur
4.
Seni Pahat
5.
Seni Fotografi
6.
Seni Reklame
7.
Seni Ukir
8.
Seni Grafiti
9.
Seni Kaligrafi
10.
Seni Grafis
Selain 10 (sepuluh) cabang seni
rupa tersebut, masih banyak lagi cabang seni rupa yang lain. Begitu luas
cakupan seni yang merupakan bagian dari seni rupa. Pada kesempatan kali ini,
penulis hanya akan mengulas tentang seni lukis yang merupakan salah satu cabang
dari seni rupa.
Seni lukis merupakan suatu
karya seni yang pada umumnya menggunakan kanvas atau buku gambar sebagai media
gambar dan cat air atau pensil warna sebagai pewarna. Namun, di zaman modern
seperti sekarang ini, melukis tidak hanya dapat dilakukan di atas kanvas maupun
buku gambar, namun melukis juga dapat dilakukan di mana saja, asal tidak terkesan
hanya mengotori tempat saja. Seperti melukis di tembok, melukis di kuku (nail art), melukis di cangkang telur (egg art), melukis di layang-layang, dan
masih banyak lagi. Selain itu, pewarna yang digunakan juga beraneka ragam,
mulai dari cat air, pensil warna, pewarna alami, pilox, dan berbagai pewarna
yang lainnya.
Cat air merupakan salah satu
dari pewarna yang sering digunakan dalam melukis. Melukis dengan menggunakan
cat air dapat menghasilkan jenis lukisan yang berbeda-beda, tergantung dari
jenis cat air yang digunakan. Untuk menghasilkan warna baru dalam melukis
menggunakan cat air, warna tidak boleh dicampur, melainkan warna dapat
ditumpang-tindihkan saat melakukan pewarnaan dan kondisi cat air harus dalam
keadaan kering. Selain itu, untuk melihat hasil pewarnaan, kita harus menunggu
sampai cat air benar-benar kering. Karena, saat kering itulah warna asli cat
air akan tampak.
Pada pertemuan kedua dalam mata
kuliah Seni Rupa dan Kerajinan Tangan, penulis mencoba untuk melukis
menggunakan cat air dan buku gambar sebagai media gambarnya. Pertama-tama,
salah satu teman disuruh untuk menyanyikan sebuah lagu dan teman-teman yang
lain mengikuti nada nyanyian tersebut, yang kemudian menuangkannya dalam bentuk
lukisan gelombang-gelombang alunan nada di atas kertas gambar. Nah, setelah
terbentuk gelombang-gelombang nada tersebut, kemudian gelombang nada tersebut
dikembangkan secara bebas sesuai dengan ekspresi jiwa masing-masing pribadi.
Ada yang mengembangkan dalam bentuk gelombang air laut, ada yang menghasilkan
bentuk buaya, ada yang menghasilkan bentuk persawahan, dan lain sebagainya. Saat
itu, penulis mengembangkannya dalam bentuk arsiran yaitu dalam bentuk gradasi
warna. Namun, karena pemahaman tentang sifat cat air yang sangat minim, cat air
yang seharusnya tidak dapat ditumpang-tindihkan dalam keadaan basah, malah saya
kerjakan dalam keadaan masih basah. Jadi, hasilnya pun seperti lukisan abstrak
yang tak berarti. Setelah mencoba gradasi dan hasilnya pun berantakan, saya
tidak mempunyai ide lagi untuk mengembangkan lukisan gelombang tersebut, saya takut
malah menjadi semakin hancur. Padahal dalam melukis, kita seharusnya berani
mengekspresikan apapun yang ada dalam hati kita, keberanian itulah yang belum
saya miliki. Untuk menyelesaikan lukisan tersebut, saya hanya melukis gunung
kembar dengan pemandangan sebagai pelengkapnya. Saya menyadari, lukisan
tersebut tidak nyambung dengan gelombang-gelombang yang pertama kali saya buat,
namun apa boleh buat pikiran saya sudah kosong dan ekpresi jiwa saya sudah
buta.
Sekedar share,
inilah hasil lukisan yang saya buat :)
Sekian ilmu yang penulis
dapatkan dalam mata kuliah Seni Rupa dan Kerajinan Tangan pada Senin, 24
Februari 2014. Semoga bermanfaat, salam sukses :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar